Dora The Ex-Killer (Riddle Story)

01.35 Unknown 0 Comments


Dora The Ex-Killer (Riddle Story)


Dengan terengah-engah seekor rubah merah berlari menuju pedalaman hutan yang berlumpur di karenakan hujan deras yang turun di iringi suara petir dan cahaya kilat. Rubah itu terus berlari tanpa pernah menoleh ke belakang, karena dia tahu orang itu masih mengejar dirinya.

Di tengah hutan, akhirnya sang rubah menemukan gubuk tua yang sudah lama di tinggalkan. Ini adalah kesempatan terakhirnya untuk dapat bersembunyi. Dengan sisa tenaga yang dia punya, dia memasuki gubuk dengan basah kuyup. Sementara kaki kirinya masih mengeluarkan darah segar akibat sayatan pisau yang menancap di bahu kanannya. Rubah itu menatap ke seluruh ruangan di dalam gubuk dengan keadaan yang lemah dan tak berdaya. Di seluruh sudut ruangan terdapat beberapa lemari dan kayu yang di makan rayap. Seluruh ruangan sangat gelap, dia terus merangkak menahan sakit di kakinya dan terus meraih sudut ruangan yang sangat gelap untuk dapat bersembunyi.
Menjadi sasaran empuk sang gadis pembunuh adalah mimpi terburuk dalam hidupnya. Sang rubah merah melepas topeng birunya dan menanggalkannya di sisi kayu di sampingnya. Sementara di luar gubuk. Gadis kecil itu terus tertawa cekikikan meneror jiwa sang rubah dalam ketakutan. Dengan langkah-langkah kecil, gadis itu memasuki gubuk dan membuka pintu gubuk secara perlahan sehingga menimbulkan suara 'kreeet ...' yang memekakan telinga.
Gadis itu berdiri di dalam gubuk sementara sang rubah itu tetap mengawasi dari tempat persembunyiannya. Sang gadis itu tersenyum dan mulai tertawa jahat dengan seringai yang terpahat di antara wajah manis dengan rambut pendek berponinya. Gadis itu bernama Dora, dia berkata-kata dengan nada menyeramkan "Swiper ... Jangan bersembunyi ... Swipper ... Jangan bersembunyi ... Aku bisa mencium darahmu ... Hihihi," ucapnya dengan tatapan tajam mencari sang rubah yang terus mendekap mulutnya agar tidak bersuara.
Dora terus berkelakuan aneh. Berjalan berjinjit kesana kemari seperti seorang psycho. Seolah lenyap. Senyum manis yang selalu terukir di wajah manis gadis itu berubah menjadi senyum lebar yang menakutkan.
Ia terus meracau tidak jelas dan berbicara sendiri. kadang gadis itu menatap kearah yang tidak menentu dan bertanya, "Apa kalian melihat swiper? ... Dimana?" dan tentu saja tidak ada yang menjawabnya. Khayalan dari sang gadis ini terus meneror sang rubah dari tempat persembunyiannya.
Sudah lebih dari setengah jam berlalu dan rubah yang tak berdaya itu tak lagi mendengar suara gadis pembunuh. Suasana tiba-tiba menjadi senyap, sekaligus semakin mencekam. Rubah itu terus melihat ke sekitar dan berusaha perlahan-lahan keluar dari tempat persembunyiannya. Tidak ada lagi terlihat sosok gadis itu. Rubah itu mulai dapat bernafas lega. Tapi apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang di harapkannya. Dora muncul dari belakang sang rubah dan mendekap mulutnya dengan keras. Lalu dia mengambil pisau dapur dari dalam ranselnya dan menghujamkannya kepunggung sang rubah, dia menjerit dan jatuh tersungkur. Rubah itu terus merangkak di atas lantai yang basah oleh darahnya sendiri, sementara Dora hanya berpangku tangan sambil melihat rubah itu kesakitan karena pisau dapur yang menancap di punggungnya. Dora menghampirinya lalu meracau kembali, "Bagaimana cara agar kita dapat menikmati ini semua? ... Hah? ... Owh, maaf swipper, mereka mengatakan "langsung saja" ..." Dora lalu menduduki punggung sang rubah dan menekan luka yang terus mengeluarkan darah. Setelah puas dengan siksaan yang dilakukannya, dora menarik ekor sang rubah, menyeretnya keluar gubuk. Di luar masih dalam keadaan hujan. Saat Dora lengah ketika menyeretnya keluar gubuk, rubah itu mengerahkan sisa tenaganya untuk mencabut pisau yang dari awal menancap di bahu kanannya. Dengan sekuat tenaga dia menghujamkan pisau itu di kaki dora, dora berteriak kesakitan dan menggeram penuh amarah. Dora mengambil batu besar yang ada di dekatnya dan menjatuhkannya ke kepala rubah itu berkali-kali hingga tewas. Dora mengambil pisau, memotong kepala sang rubah yang telah mati tersebut dan meletakannya ke dalam ransel. Dora tersenyum dan pergi meninggalkan gubuk bersama tubuh sang rubah yang tergeletak di tanah.
"Berhasil! ... Berhasil! ... Horee!"

0 komentar: